implikasi
pembelajaran tematik
KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah “MATEMATIKA di KELAS RENDAH ”. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman
hidup kepada kami.
Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah MATEMATIKA di KELAS RENDAH, tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata
kuliah sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah tepat waktu.
Akhirnya kami
menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Mataram, oktober 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembelajaran
Tematik
Peserta didik yang berada pada
sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada
usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ
tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan
masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu
memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih
bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara
langsung. Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –III untuk
setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah. Sesuai dengan tahapan
perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan
(holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan
menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat
kesulitan bagi peserta didik. Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang
terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah
tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan
angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas yang lain. Dengan demikian dalam rangka implementasi Standar Isi
yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas
awal sekolah dasar yaitu kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola
dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik.
Dewasa kini banyak sekolah yang
belum melaksanakan pembelajaran tematik, padahal oleh pemerintah telah
dianjurkan. Guru-guru dikelas rendah banyak mengalami kendala untuk melakukan
pembelajaran tematik, karena kurangnya wawasan dan pemahaman tentang
pemebelajaran tematik. Oleh karena itu dengan adanya makalah ini, penulis berharap
para pembaca atau para calon guru yang membaca makalah ini dapat memahami
tentang pembelajaran tematik dan bisa mengebangkan dan menerapkan pembelajaran
tematik ini di lapangan (sekolah) untuk kelas rendah.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana karakteristik pembelajaran
tematik ?
b. Apa saja keunggulan dan kelemahan
pembelajaran tematik ?
c. Bagaimana prinsip dasar
pembelajaran tematik ?
d. Bagaimana prinsip pelaksanaan
pembelajaran tematik ?
e. Bagaimana implikasi pembelajaran
tematik ?
f. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran
tematik ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan
penulisan mkalah ini yaitu supaya pembaca atau calon-calon guru MI
mengetahui :
a.
Karakteristik
pembelajaran tematik ;
b. Keunggulan dan kelemahan
pembelajaran tematik ;
c.
Prinsip dasar
pembelajaran tematik ;
d.
Prinsip pelaksanaan
pembelajaran tematik ;
e.
Implikasi pembelajaran
tematik ; dan
f.
Langkah-langkah
pembelajaran tematik .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan
sehari-hari sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Menurut Depdiknas (2006) pembelajaran tematik di kelas awal sebagai suatu
model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran
tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan
guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat
memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan
pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit)
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik
pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.
Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran
tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep
tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat
luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan
Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM
yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan dan menyenangkan.
Ø
Aktif : Bahwa dalam pembelajaran peserta
didik aktif secara fisik dan mental dalam hal mengemukakan penalaran (alasan),
menemukan kaitan yang satu dengan yang lain, mengkomunikasikan ide/gagasan,
mengemukakan bentuk representasi yang tepat dan menggunakan semua itu untuk
memecahkan masalah.
Ø
Efektif artinya berhasil mencapai tujuan
sebagaimana yang diharapkan.
Ø
Kreatif berarti dalam pembelajaran peserta
didik melakukan serangkaian proses pembelajaran secara runtut dan
berkesinambungan.
Ø
Menyenagkan bertarti terpesona dalam
keindahan, kenyamanan dan kemanfaatannya sehingga mereka terlibat dengan asyik
dalam belajar sampai lupa waktu, penuh percaya diri dan tertantang untuk
melakukan hal yang serupa atau hal-hal yang lebih berat lagi.[1]
B. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran
Tematik
Apabila ditinjau dari aspek guru
dan peserta didik, pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan. Keunggulan
atau keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain yaitu :
Ø
Tersedia waktu lebih banyak untuk
pembelajaran. Materi pembelajaran tidak dibatasi oleh jam, melainkan dapat
dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
Ø
Hubungan antar mata pelajaran dan topic dapat
diajarkan secara logis dan alami.
Ø
Dapat ditunjukkan bahwa belajar adalah sifat
yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran. Guru dapat
membantu siswa memperluas kesempatan belajar keberbagai aspek kehidupan.
Ø Guru bebas melihat
masalah, situasi, atau topic dari berbagai sudut pandang.
Ø Pengembangan
masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetensi bisa dikurangi dan
diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.
Sedangkan keunggulan atau keuntungan
pembelajaran tematik bagi siswa diantaranya yaitu :
Ø
Bisa lebih memfokuskan diri pada proses
belajar, daripada hasil belajar.
Ø
Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian
kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integrative.
Ø
Menyediakan kurikulum yang berpusat pada
siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan dan kecerdasan. Mereka didorong
untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan
belajar.
Ø
Merangsang penemuan dan penyelidikan di dalam
dan di luar kelas.
Ø
Membantu siswa membangun hubungan antara
konsep dan ide sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.[2]
Selain keunggulan di atas pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan
pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal.
Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema
sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema
dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario
pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah
narasi yang kering tanpa makna. Selain itu kekurangan
yang lainnya yaitu :
Ø Guru dituntut
memiliki keterampilan yang tinggi
Ø Tidak setiap
guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata
pelajaran secara tepat.
Menurut Resmini
kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Ø Menuntut
peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi,
keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk
mengemas dan mengembangkan materi.
Ø Dalam
pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik
dalam aspek intelegensi.
Ø Pembelajaran
tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna
untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
Ø Memerlukan
jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
Ø Pembelajaran
tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran ( obyek, indikator, dan
prosedur ) yang terpadu.
Ø Pembelajaran
tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam proses
pembelajarannya.
C.
Prinsip Dasar
Pembelajaran Tematik
Dalam
menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan yaitu
prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi dan
prinsip reaksi. Adapun gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diurakan
ketiga prinsip tersebut, berikut ini :
a.
Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian tema merupakan prinsip
utama dalam pembelajaran tematik. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih
dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian
dalam penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan,
diantaranya yaitu :
-
Tema hendaknya tidak terlalu
luas,namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran ;
-
Tema harus bermakna,
tema yang dipilih harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya ;
-
Tema harus disesuaikan
dengan tingkat dengan perkembangan psikologi anak
-
Tema dikembangkan harus
mewadahi sebagian besar minat anak ;
-
Tema yang dipilih
hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi direntang waktu
belajar ;
-
Tema yang dipilih
hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat ;
-
Tema yang dipilih
hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
b.
Prinsip Pengelolaan
Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dapat
optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya,
guru harus menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses
pembelajaran. Menurut Prabowo (2000) dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah
guru dabat berlaku sebagai :
Ø Guru
hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam
proses belajar mengajar ;
Ø Pemberian
tanggungjawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok ;
Ø Guru perlu
mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam perencanaan.
c.
Prinsip Evaluasi
Pada dasarnya evaluasi menjadi fokus
dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila
tidak dilakukan evaluasi. Maka dalam melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran
tematik diperlukan langkah-langkah positif antara lain :
Ø Memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri, disamping bentuk
evaluasi lainnya ;
Ø Guru perlu
mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
d.
Prinsip Reaksi
Dampat
pengiring yang terpenting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru
dalm KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Karena guru dituntut mampu merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan
pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa
serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke satu kesatuan yang utuh
dan bermakna. Pembelajaran tematik memungkinkan hali ini dan guru hendaknya
menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan hal-hal yang dicapai melalui
dampak pengiring tersebut.[3]
D. Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, ada
beberapa prinsip yang harus dilakukan yaitu perencanaan yang mencakup :
1.
Pemetaan Kompetensi
Dasar
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang
dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Penjabaran Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan
indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta didik
- Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran
- Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang
terukur dan/atau dapat diamati
b. Menentukan tema
ü
cara penentuan tema
Dalam
menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
Cara pertama, mempelajari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata
pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
Cara kedua, menetapkan terlebih
dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru
dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.
ü
Prinsip Penentuan tema
Dalam menetapkan tema perlu
memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
- Memperhatikan lingkungan yang
terdekat dengan siswa:
- Dari yang termudah menuju yang sulit
- Dari yang sederhana menuju yang kompleks
-
Dari yang konkret menuju
ke yang abstrak.
- Tema yang
dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
- Ruang lingkup tema disesuaikan
dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya
c.
Identifikasi dan analisis
Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator
Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema
sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi
habis.
2. Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu
menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan
jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan
indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan
sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
3. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah
dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus.
Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
4. Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan
pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana
pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah
ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik
meliputi:
- Identitas mata pelajaran (nama
mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam
pertemuan yang dialokasikan).
- Kompetensi dasar dan indikator yang akan
dilaksanakan.
- Materi pokok beserta uraiannya
yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan
indikator.
- Strategi pembelajaran (kegiatan
pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi
dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar
dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan
penutup).
- Alat dan media yang digunakan
untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai.
- Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan
instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik
serta tindak lanjut hasil penilaian).[4]
Pembelajaran
tematik yang diterapkan pada kelas-kelas awal sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
membawa beberapa implikasi yang harus disadari oleh semua pihak. Implikasi itu
bagaikan seblah mata pedang yang mempunyai dua sisi. Satu pihak memberikan
keuntungan tetapi pihak yang lainnya membawa konsekunsi-konsekuensi yang
ditanggung oleh penanggung jawab pendidikan.
Dalam implementasi pembelajaran
tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai yang mencakup :
Ø
Implikasi bagi guru
Pembelajaran tematik memerlukan guru
yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga
dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. [5]
Ø
Implikasi bagi siswa
1. Siswa harus siap mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara
individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
2.
Siswa harus siap mengikuti kegiatan
pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok,
mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.[6]
Ø
Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
1.
Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara
individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
2.
Pembelajaran ini perlu memanfaatkan
berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk
keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang
tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
3.
Pembelajaran ini juga perlu
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
4.
Penerapan pembelajaran tematik di
sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk
masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku
suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.
Ø
Implikasi
terhadap Pengaturan Ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar
menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
- Ruang perlu ditata disesuaikan
dengan tema yang sedang dilaksanakan.
- Susunan bangku peserta didik dapat
berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
- Peserta didik tidak selalu duduk
di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
- Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat
dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
- Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk
memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
- Alat, sarana dan sumber belajar
hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan
menyimpannya kembali.
Ø
Implikasi terhadap Pemilihan Metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran
tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai
variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain
peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.[7]
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Tematik
Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pembelajaran tematik yaitu :
1. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik
setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan
pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu
untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran
(1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan
penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit).
a. Kegiatan
Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan
suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu
mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah
kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap
pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang
dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi.
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan
hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai
strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok
kecil, ataupun perorangan.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak
Lanjut
Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup
yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang
telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan
moral, musik/apresiasi musik.
2. Pengaturan Jadwal Pelajaran
Untuk memudahkan administrasi
sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran
pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan lokal perlu
bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran. [8]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan
sehari-hari sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dalam Model Pembelajaran Tematik di
kelas awal yang diterbitkan Balitbang Diknas, tahun 2006 dikemukakan bahwa
sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut : berpusat
pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan matapelajaran tidak
begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran, bersifat
fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa,
menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Apabila
ditinjau dari aspek guru dan peserta didik, pembelajaran tematik memiliki
beberapa kelebihan. Kelebihan atau keuntungan pembelajaran tematik bagi guru
antara lain yaitu :
Ø
Tersedia waktu lebih banyak untuk
pembelajaran. Materi pembelajaran tidak dibatasi oleh jam, melainkan dapat
dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
Ø
Hubungan antar mata pelajaran dan topic dapat
diajarkan secara logis dan alami.
Ø
Dapat ditunjukkan bahwa belajar adalah sifat
yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran. Guru dapat
membantu siswa memperluas kesempatan belajar keberbagai aspek kehidupan.
Ø Guru bebas
melihat masalah, situasi, atau topic dari berbagai sudut pandang.
Ø Pengembangan
masyarakat belajar terpasilitasi. Penekanan pada kompetensi bisa dikurangi dan
diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.
Sedangkan keuntungan atau
kelebihan pembelajaran tematik bagi siswa diantaranya yaitu :
Ø
Bisa lebih memfokuskan diri pada proses
belajar, daripada hasil belajar.
Ø
Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian
kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integrative.
Ø
Menyediakan kurikulum yang berpusat pada
siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan dan kecerdasan. Mereka didorong
untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan
belajar.
Ø
Merangsang penemuan dan penyelidikan di dalam
dan di luar kelas.
Membantu siswa membangun hubungan
antara konsep dan ide sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.
Adapun
kelemahan-kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Ø Guru dituntut
memiliki keterampilan yang tinggi
Ø Tidak setiap
guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata
pelajaran secara tepat.
Menurut Resmini
kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Ø Menuntut
peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi,
keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk
mengemas dan mengembangkan materi.
Ø Dalam
pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik
dalam aspek intelegensi.
Ø Pembelajaran
tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna
untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
Ø Memerlukan
jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
Ø Pembelajaran
tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran ( obyek, indikator, dan
prosedur ) yang terpadu.
Ø Pembelajaran
tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam proses
pembelajarannya.
Dalam
menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan yaitu
prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi dan
prinsip reaksi.
Selain itu Dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip yang harus dilakukan
yaitu perencanaan yang mencakup : Pemetaan Kompetensi Dasar, menetapkan
jaringan tema, penyusunan silabus, dan penyusunan rencana pembelajaran
Dalam implementasi pembelajaran
tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai yang mencakup : Implikasi bagi
guru, implikasi bagi siswa, implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber
belajar dan media, implikasi terhadap pengaturan ruang, dan implikasi terhadap
pemilhan metode.
Langkah-langkah yang
dilakukan dalam pembelajaran tematik yaitu : Tahap kegiatan dan pengaturan jadwal
pelajaran. Adapun tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Tianto. 2012. Mengembangkan
Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi Pustakarya
Paket3 lapis pembelajaran tematik
http://mgmpips.wordpress.com/2008/04/08/karakteristik-pembelajaran-tematik/
tp://tarmizi.wordpress.com/2008/12/04/model-pembelajaran-tematik-kelebihan-dan-kelemahannya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar