MAKALAH
MANAJEMEN KONFLIK
Oleh :
HARPAN
E1E
010 054
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2013
A. Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan berkeluarga maupun bermasyarakat
tentu kita pernah mengalami suatu masalah. Masalah yang terjadi bisa antara
diri sendiri maupun dengan orang lain. Adanya masalah ini menunjukkan indikasi
timbulnya konflik, baik konflik individu, kelompok antar individu, antar organisasi dan konflik
yang lainnya. Terkadang konflik yang kita alami tidak disadari kedatangannya.
Ada beberapa jenis konflik yang perlu kita ketahui serta penyebab timbulnya
masalah tersebut sehingga kita dapat memberikan atau mengatasi masalah yang
kita hadapi.
Dalam berbagai lapisan masyarakat dewasa ini banyak
sekali kita temukan atau yang kita ketahui adanya konflik di dalamnya, dalam
berbagai lembaga pemerintahanpun tidak sedikit timbulnya konflik. Untuk itu
kita sangat perlu mengetahui apa saja tentang konflik, baik pengertiannya, apa
yang menimbulkannya serta bagaimana kita menghadapi konflik tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyusun
makalah ini, untuk memberikan sedikit informasi tentang konflik. Memberikan contoh
konflik serta bagaimana menyelesaikannya sehingga bermanfaat buat pengetahuan
kita tentang konflik.
2.
Rumusan
Masalah
Dalam
makalah ini terdapat berbagai rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1)
Apakah yang dimaksud dengan konflik ?
2)
Apakah yang dimaksud dengan manajemen
konflik ?
3)
Apa saja yang dapat menyebabkan konflik
?
4)
Bagaimana cara mengatasi suatu konflik?
3. Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini, diantaranya sebagai berikut:
1)
Menjelaskan tentang konflik
2)
Menjelaskan tentang manajemen konflik
3)
Memberikan informasi tentang bagaimana
menyelesaikan suatu konflik
4)
Memberikan contoh suatu konflik
B. Teori Konflik
1.
Pengertian
Konflik
Ada
banyak pengertian tentang konflik ini, menurut para ahli berikut beberapa
pengertian konflik
Menurut
Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan
sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya
keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau
lebih pihak secara berterusan.
Berstein (1965), konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak
dapat dicegah.
Dipandang
sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada
tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi
(Muchlas, 1999).
Drs. Ariyono Suyono,
menurutnya pengertian konflik
adalah proses atau keadaan dimana ada 2 pihak yang berusaha menggagalkan
tercapainya tujuan masing-masing disebabkan karena adanya perbedaan pendapat,
nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
Dari
beberapa pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah suatu keadaan
seseorang atau sekelompok orang (organisasi) mengalami pertentangan yang
disebabkan oleh perbedaan pendapat, tujuan organisasi, nilai-nilai yang
mengancam hasrat dan ketenangan individu atau kelompok.
2.
Jenis-jenis
konflik
Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang digunakan
untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik atas dasar fungsinya, ada
pembagian atas dasar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, dan sebagainya. Berikut ini
penjelasan beberapa jenis konflik dilihat dari beberapa dasar
1)
Konflik Dilihat
dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya, Robbins
(1996:430) membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik fungsional dan
konflik disfungsional. Konflik
fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan
memperbaiki kinerja kelompok. Sedangkan konflik disfungsional adalah konflik
yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
Menurut Robbins, batas yang
menentukan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional sering tidak
tegas (kabur). Suatu konflik mungkin fungsional bagi suatu kelompok, tetapi
tidak fungsional bagi kelompok yang lain. Kriteria yang membedakan apakah suatu
konflik fungsional atau disfungsional adalah dampak konflik tersebut terhadap
kinerja kelompok, bukan pada kinerja individu. Jika konflik tersebut dapat
meningkatkan kinerja kelompok, walaupun kurang memuaskan bagi individu, maka
konflik tersebut dikatakan
fungsional. Demikian sebaliknya, jika konflik tersebut hanya memuaskan individu
saja, tetapi menurunkan kinerja kelompok maka konflik tersebut disfungsional.
Jadi konflik atas dasar fungsinya konflik itu dibagi
2, yaitu: konflik fungsional dan konflik disfungsional.
2)
Konflik Dilihat
dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya
Berdasarkan pihak-pihak yang
terlibat di dalam konflik, Stoner dan Freeman (1989:393) membagi konflik
menjadi enam macam, yaitu:
a)
Konflik dalam diri individu (conflict within the
individual). Konflik ini terjadi jika
seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan
tugas yang melebihi batas kemampuannya.
b)
Konflik
antar-individu (conflict among individuals).
Terjadi karena perbedaan kepribadian (personality
differences) antara individu yang satu dengan individu yang lain.
c)
Konflik antara individu dan kelompok (conflict
among individuals and groups).
Terjadi jika individu gagal
menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok tempat ia bekerja.
d)
Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict
among groups in the same organization).
Konflik ini
terjadi karena masing - masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan
masing-masing berupaya untuk mencapainya.
e)
Konflik antar
organisasi (conflict among organizations).
Konflik ini terjadi jika tindakan
yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi
lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama.
f)
Konflik antar
individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individuals in
different organizations).
Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau
perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota
organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang
menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.
3)
Konflik Dilihat
dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi
Winardi (1992:174) membagi
konflik menjadi empat macam, dilihat dari posisi seseorang dalam struktur
organisasi. Keempat jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut:
a)
Konflik
vertikal,
yaitu konflik yang terjadi antara
karyawan yang memiliki kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya,
antara atasan dan bawahan.
b)
Konflik
horizontal,
yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang
memiliki kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik
antar karyawan, atau antar departemen yang setingkat.
c)
Konflik
garis-staf,
yaitu konflik yang terjadi antara
karyawan lini yang biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang
biasanya berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi.
d)
Konflik peran,
yaitu konflik yang terjadi karena
seseorang mengemban lebih dari satu peran yang saling bertentangan. Di samping
klasifikasi tersebut di atas, ada juga klasifikasi lain, misalnya yang
dikemukakan oleh Schermerhorn, et al. (1982), yang membagi konflik atas: substantive
conflict, emotional conflict, constructive conflict, dan destructive
conflict.
3.
Penyebab
Timbulnya Konflik
Suatu
konflik dapat terjadi karna berbagai penyebab. Diantaranya adalah sebagai
berikut:
a)
Komunikasi.
Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalah -
pahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik. Suatu
hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan semantik, pertukaran informasi
yang tidak cukup, dan gangguan dalam saluran komunikasi merupakan penghalang
terhadap komunikasi dan menjadi kondisi anteseden untuk terciptanya konflik.
b)
Perbedaan kepentingan
antara individu atau kelompok.
Manusia
memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang
berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau
kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada
akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika
perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat
memicu terjadinya konflik sosial.
4. Dampak adanya Konflik
Dampak Positif
Adanya Konflik
Adapun Sisi
positif dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
a)
Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
b)
Munculnya pribadi-pribadi yang kuat
dan tahan uji menghadapi berbagai situasi konflik.
c)
Membantu menghidupkan kembali
norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.
d)
Munculnya
kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan yang seimbang.
Misalnya adanya kesadaran dari pihak-pihak yang berkonflik untuk bersatu
kembali karena dirasakan bahwa konflik yang berlarut tidak membawa keuntungan
bagi kedua belah pihak.
Dampak
Negatif Adanya Konflik
Dampak
buruk dari konflik yakni :
a)
Menghambat kerjasama
Sejatinya konflik langsung atau tidak langsung
akan berdampak buruk terhadap kerjasama yang sedang dijalin oleh kedua belah
pihak ataupun kerjasama yang akan direncanakan diadakan antara kedua belah
pihak.
b)
Apriori
Selalu
berapriori terhadap "lawan". Terkadang kita tidak meneliti benar
tidaknya permasalahan, jika melihat sumber dari persoalan adalah dari lawan
konflik kita.
c)
Saling menjatuhkan
Ini salah satu
akibat paling nyata dari konflik yang terjadi diantara sesama orang di dalam
suatu organisasi, akan selalu muncul tindakaan ataupun upaya untuk saling
menjatuhkan satu sama lain dan membuat kesan lawan masing-masing rendah dan
penuh dengan masalah.
C. Teori Manajemen Konflik
1.
Pengertian
manajemen Konflik
Manajemen
konflik merupakan suatu tindakan atau cara dalam mengelola suatu konflik untuk
mendaptkan suatu keputusan untuk penyelesaian konflik.
Menurut
Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para
pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu
yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian
konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif,
kreatif, bermufakat, atau agresif.
Sebagaimana penjelasan diatas
maka untuk menyelesaikan konflik sangat penting bagaimana memanej suatu konflik
yang baik dan benar supaya tercipta kondisi yang diinginkan.
2.
Langkah-langkah Manajemen Untuk
Menangani Konflik.
a.
Menerima
dan mendefinisikan pokok masalah yang menimbulkan ketidak puasan.
Langkah
ini sangat penting karena kekeliruan dalam mengetahui masalah yang sebenarnya
akan menimbulkan kekeliruan pula dalam merumuskan cara pemecahannya.
b.
Mengumpulkan
keterangan/fakta
Fakta
yang dikumpulkan haruslah lengkap dan akurat, tetapi juga harus dihindari
tercampurnya dengan opini atau pendapat. Opini atau pendapat sudah dimasuki
unsur subyektif. Oleh karena itu pengumpulan fakta haruslah dilakukan denganm
hati-hati.
c.
Menganalisis
dan memutuskan
Dengan
diketahuinya masalah dan terkumpulnya data, manajemen haruslah mulai melakukan
evaluasi terhadap keadaan. Sering kali dari hasil analisa bisa mendapatkan berbagai
alternatif pemecahan.
d.
Memberikan
jawaban
Meskipun
manajemen kemudian sudah memutuskan, keputusan ini haruslah dibertahukan kepada
pihak karyawan.
e.
Tindak
lanjut
Langkah
ini diperlukan untuk mengawasi akibat dari keputusan yang telah diperbuat.
f.
Pendisiplinan
Konflik
dalam organisasi apabila tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan tindakan
pelecehan terhadap aturan main yang telah disepakati bersama. Oleh
karena itu pelecehan ataupun pelanggaran terhadap peraturan permainan
(peraturan organisasi) haruslah dikenai tindakan pendisiplinan agar peraturan
tersebut memiliki wibawa.
D.
Studi
kasus
1.
Contoh
Kasus
Ada banyak sekali konflik yang dapat kita lihat
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, dan pemerintahan.
Dalam segala lembaga pun hal ini pasti ada, salah satunya dalam pendidikan.
Contohnya seperti berikut ini:
Tawuran Antarpelajar, Dua Tewas Tenggelam
SUKABUMI –
Tawuran antarpelajar masih sering terjadi di Kabupaten Sukabumi. Permasalahan
ini masih belum mendapat perhatian pemerintah setempat, meski pada Sabtu (9/11)
dua pelajar SMK 1 Cibadak tewas, setelah terlibat tawuran antarpelajar.
Dua pelajar
korban aksi tawuran itu, masing-masing bernama Dimas dan Muhamad Rizki. Mereka
siswa kelas X SMK 1 Cibadak. Kedua korban ditemukan mengambang di antara aliran
Sungai Cimahi, Kampung Karang Hilir, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak,
Kabupaten Sukabumi, beberapa jam setelah aksi tawuran terjadi.
Selain
menewaskan dua pelajar, tawuran juga mengakibatkan dua pelajar dari SMK yang
sama mengalami luka parah, yakni Muhamad Derio dan M Akbar. Hingga kemarin,
Derio masih menjalani perawatan di RSUD Sekarwangi. Sementara Akbar sudah
diizinkan pulang karena kondisinya mulai membaik. Keterangan yang dihimpun,
tawuran antarpelajar ini terjadi pada Sabtu (9/11), sekitar pukul 18.00 WIB.
Aksi
kekerasan ini bermula ketika belasan pelajar SMK 1 Cibadak pulang dengan
menumpang truk ke arah Cibadak Kota. Namun saat melintasi Kampung Lodaya, para
pelajar yang umumnya kelas X dan XI ini dihadang sekelompok pelajar dari SMK
berbeda. Setelah dihadang, dua kelompok pelajar ini terlibat bentrok fisik.
Diduga
karena kalah jumlah, pelajar dari SMK 1 Cibadak memilih untuk menyelamatkan
diri dengan berlarian menuju Sungai Cimahi yang tidak jauh dari permukiman
warga. Namun nahas, upaya penyelamatan tersebut berujung kematian. Korban Dimas
ditemukan tak bernyawa pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara
jasad Rizki ditemukan kemarin mengambang dialiran sungai pada pukul 07.00 WIB.
Sementara
itu Andri, pengelola SMK L menegaskan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi
mata, aksi tawuran itu tidak melibatkan pelajar sekolahnya. “Pada saat
kejadian, seluruh siswa sudah pulang. Kami memiliki aturan disiplin,” tegas
Andri.
Kapolres
Sukabumi AKBP Asep Edi Suheri menjelaskan, untuk mengungkap kronologis aksi
tawuran antarpelajar, pihaknya sudah memintai keterangan 20 orang saksi.
“Proses pengumpulan keterangan masih terus dilakukan,” tegasnya. _ toni kamajaya
2.
Analisis
Kasus
Konflik ini merupakan konflik antar kelompok. Yaitu
dua kelompok pelajar SMK yang berbeda.
Penyebab terjadinya konflik tawuran ini adalah
sebagai berikut:
a)
Komunikasi yang buruk
Seyogya sebagai sesama
pelajar seharusnya saling membantu dan berdiskusi tentang hal-hal positif
tentnag pendidikan. Namun jikalau dalam berkomunikasi atau berhubunga cendrung dengan
saling ejek, saling cela itu akan menimbulkan emosi dan mendorong menuju ke tawuran seperti diatas. Meskipun dalam
kasus tersebut tidak disebutkan sumber masalahnya tapi besar kemungkinan
komunikasi yang buruk diantara keduanya merupakan faktor utama.
b)
Perbedaan latar belakang dalam pelajar
Seperti nyang kita
ketahui dalam dunia sekolah kita akan menemukan banyak sekali orang dengan
latar belakang yang berbeda baik dari
segi ekonomi, kebiasaan, adat kepercayaan dll.
Tentu hal-hal seperti
ini juga dapat menimbulkan konflik. Dalam kasus tersebut diatas latar belakang
sekolah dapat menjadi pemicunya, keadaan sekolah dengan pendidikan dan segala
pengawasannya terhadap siswanya juga berpengaruh terhadap perilaku siswa.
c)
Lemahnya pengawasan oleh keluarga dan
sekolah
Anak
didik bisa sampai melakukan hal tidak terpuji seperti kasus diatas menimbulkan
pertnyaan besar. Bagaimana peran keluarga dan sekolah dalam memberikan arahan
menuju hal-hal yang positif sehingga tidak sampai melakukan hal seperti itu?
Kebanyakan
para orang tua terlalu percaya kepada pihak sekolah untuk sepenuhnya membarikan
pendidikan ke anak mereka sampai melupakan bahwa faktor keluarga hal yang
sangat penting untuk membentuk seorang anak.
Tentu
saja nama sekolah akan dibawa oleh para oknum pelajar ini. Dari sekolah mana
mereka? Apa di sekolah mereka tidak diajarkan untuk tidak tawuran? Atau malah
di sekolah mereka diajarkan seperti itu? Tentunya pertaynaan tidak menyenangkan
seperti itu akan muncul.
d)
Faktor lingkungan
Tidak sepenuhnya faktor keluarga dan
sekolah yang dapat membentuk anak seperti kasus diatas, faktor lainnya adalah
fktor lingkungan pergaulan si anak. Kalau lingkungannya dengan orang taat
ibadah tidak menutup kemungkinan dia juga akan seperti itu tapi sebaliknya
ketika ia berada dalam lingkungan dengan norma-norma terabaikan akan mejadikan
mereka pribadi yang buruk hingga berani melakukan hal seprti diatas.
e)
Tidak adanya rasa sportivitas
Sportivitas juga suatu hal yang
harus dijunjung tinggi, karena sportivitas tidak akan menimbulkan dendam.
Ketika rasa sportif tidak ada maka akan cepat menimbulkan rasa dendam. Termasuk
dlam kasus diatas. Mungkin sekolah yang satu pernah kalah dalam suatu
pertandingan oleh sekolah yang lain, bisa juga karna masalah pacar, bisa juga
akibat rasa iri yang semuanya diawali kurangnya rasa sportif.
3.
Solusi
Ada
beberapa tawaran solusi dalam kasus ini, diantaranya dalah sebagai berikut:
a)
Mencari akar permasalahan untuk
menyelesaikan perkara
Tentu untuk
menyelesaikan permasalahan perlu diketahui dulu akar masalah tersebut baru ke
tindakan penyelesaian
b)
Keluarga dan sekolah lebih memperhatikan
lagi anak-anak mereka.
c)
Membuat suatu kegiatan positif di
sekolah masing-masing untuk para siswa sehingga mengurangi waktu untuk
memikirkan hal-hal negatif
d)
Membuat forum diskusi antar kedua
sekolah juga merupakan alternatif yang dapat dilakukan. Karna akan menimbulkan
rasa kedekatan antar pelajar.
e)
Pemerinth tentunya juga harus ikut ambil
bagian dalam masalah ini karena ini bukan yang pertama kalinya namun kesekian kalinya.
f)
Meningkatkan keamanan. Aparat kepolisian
sekiranya dapat menjaga keamanan dalam setiap sudut negeri ini supaya
masyarakat dapat merasakan kenyamanan dan ketentaraman dalam keamanan daripada
harus diam menunggu laporan untuk bergerak.
E.
Penutup
Sebagai
manusia yang tidak dapat hidup sendiri yang artinya pasti akan berinterksi
dengan orang lain sangat besar kemunkinan akan timbulnya konflik. Ada banyak
hal yang dapat menimbulkan konflik diarntaranya seperti yang sudah dipaparkan
diatas serta bagaimana mengatasinya.
Konflik
dapat menimbulkan banyak dampak baik dampak positif maupun negatif tergantung
konflik apa itu dan bagaimana kita menyikapinya. Oleh karenanya sekiranya dalam
menangainya harus dengan cara yang benar.
Demikian
informasi yang dapat penulis paparkan dalam makalah ini terkali dengan konflik,
manejemen konflik dan contoh kasusnya. Tentunya makalah ini masih banyak
kekurangan dalam penyusunannya.
Penulis
berharap para pembaca sekiranya dapat memberikan masukan atas kekurangan
makalah ini karena penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar