Rabu, 01 Januari 2014

manajemen konflik



MAKALAH
MANAJEMEN KONFLIK


Oleh :
HARPAN
E1E 010 054



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013
A. Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Dalam kehidupan berkeluarga maupun bermasyarakat tentu kita pernah mengalami suatu masalah. Masalah yang terjadi bisa antara diri sendiri maupun dengan orang lain. Adanya masalah ini menunjukkan indikasi timbulnya konflik, baik konflik individu, kelompok  antar individu, antar organisasi dan konflik yang lainnya. Terkadang konflik yang kita alami tidak disadari kedatangannya. Ada beberapa jenis konflik yang perlu kita ketahui serta penyebab timbulnya masalah tersebut sehingga kita dapat memberikan atau mengatasi masalah yang kita hadapi.
Dalam berbagai lapisan masyarakat dewasa ini banyak sekali kita temukan atau yang kita ketahui adanya konflik di dalamnya, dalam berbagai lembaga pemerintahanpun tidak sedikit timbulnya konflik. Untuk itu kita sangat perlu mengetahui apa saja tentang konflik, baik pengertiannya, apa yang menimbulkannya serta bagaimana kita menghadapi konflik tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyusun makalah ini, untuk memberikan sedikit informasi tentang konflik. Memberikan contoh konflik serta bagaimana menyelesaikannya sehingga bermanfaat buat pengetahuan kita tentang konflik.
2.      Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat berbagai rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1)        Apakah yang dimaksud dengan konflik ?
2)        Apakah yang dimaksud dengan manajemen konflik ?
3)        Apa saja yang dapat menyebabkan konflik ?
4)        Bagaimana cara mengatasi suatu konflik?
3.      Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, diantaranya sebagai berikut:
1)        Menjelaskan tentang konflik
2)        Menjelaskan tentang manajemen konflik
3)        Memberikan informasi tentang bagaimana menyelesaikan suatu konflik
4)        Memberikan contoh suatu konflik


B. Teori Konflik
1.      Pengertian Konflik
Ada banyak pengertian tentang konflik ini, menurut para ahli berikut beberapa pengertian konflik
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
Berstein (1965), konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah.
Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999).
Drs. Ariyono Suyono, menurutnya pengertian konflik adalah proses atau keadaan dimana ada 2 pihak yang berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan karena adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
Dari beberapa pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah suatu keadaan seseorang atau sekelompok orang (organisasi) mengalami pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan pendapat, tujuan organisasi, nilai-nilai yang mengancam hasrat dan ketenangan individu atau kelompok.
2.      Jenis-jenis konflik
Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik atas dasar fungsinya, ada pembagian atas dasar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, dan sebagainya. Berikut ini penjelasan beberapa jenis konflik dilihat dari beberapa dasar
1)        Konflik Dilihat dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik fungsional dan konflik disfungsional. Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok. Sedangkan konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
Menurut Robbins, batas yang menentukan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional sering tidak tegas (kabur). Suatu konflik mungkin fungsional bagi suatu kelompok, tetapi tidak fungsional bagi kelompok yang lain. Kriteria yang membedakan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional adalah dampak konflik tersebut terhadap kinerja kelompok, bukan pada kinerja individu. Jika konflik tersebut dapat meningkatkan kinerja kelompok, walaupun kurang memuaskan bagi individu, maka konflik tersebut dikatakan fungsional. Demikian sebaliknya, jika konflik tersebut hanya memuaskan individu saja, tetapi menurunkan kinerja kelompok maka konflik tersebut disfungsional.
Jadi konflik atas dasar fungsinya konflik itu dibagi 2, yaitu: konflik fungsional dan konflik disfungsional.
                       
2)      Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik, Stoner dan Freeman (1989:393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu:
a)      Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
b)      Konflik antar-individu (conflict among individuals).
 Terjadi karena perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dengan individu yang lain.
c)      Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and groups).
Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok tempat ia bekerja.
d)     Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same organization).
 Konflik ini terjadi karena masing - masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya.
e)      Konflik antar organisasi (conflict among organizations).
Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama.
f)       Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individuals in different organizations).
 Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.

3)      Konflik Dilihat dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi
Winardi (1992:174) membagi konflik menjadi empat macam, dilihat dari posisi seseorang dalam struktur organisasi. Keempat jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Konflik vertikal,
yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan.
b)      Konflik horizontal,
 yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan, atau antar departemen yang setingkat.
c)      Konflik garis-staf,
yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi.
d)     Konflik peran,
yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran yang saling bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di atas, ada juga klasifikasi lain, misalnya yang dikemukakan oleh Schermerhorn, et al. (1982), yang membagi konflik atas: substantive conflict, emotional conflict, constructive conflict, dan destructive conflict.



3.      Penyebab Timbulnya Konflik
Suatu konflik dapat terjadi karna berbagai penyebab. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a)         Komunikasi.
Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalah - pahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak cukup, dan gangguan dalam saluran komunikasi merupakan penghalang terhadap komunikasi dan menjadi kondisi anteseden untuk terciptanya konflik.
b)      Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
c)      Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
d)     Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.
4.      Dampak adanya Konflik
Dampak Positif Adanya Konflik
Adapun Sisi positif dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
a)         Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
b)          Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi konflik.
c)           Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.
d)         Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan yang seimbang. Misalnya adanya kesadaran dari pihak-pihak yang berkonflik untuk bersatu kembali karena dirasakan bahwa konflik yang berlarut tidak membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.
Dampak Negatif Adanya Konflik
Dampak buruk dari konflik yakni :
a)      Menghambat kerjasama
 Sejatinya konflik langsung atau tidak langsung akan berdampak buruk terhadap kerjasama yang sedang dijalin oleh kedua belah pihak ataupun kerjasama yang akan direncanakan diadakan antara kedua belah pihak.
b)      Apriori
Selalu berapriori terhadap "lawan". Terkadang kita tidak meneliti benar tidaknya permasalahan, jika melihat sumber dari persoalan adalah dari lawan konflik kita.
c)      Saling menjatuhkan
Ini salah satu akibat paling nyata dari konflik yang terjadi diantara sesama orang di dalam suatu organisasi, akan selalu muncul tindakaan ataupun upaya untuk saling menjatuhkan satu sama lain dan membuat kesan lawan masing-masing rendah dan penuh dengan masalah.

C.      Teori Manajemen Konflik
1.      Pengertian manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan suatu tindakan atau cara dalam mengelola suatu konflik untuk mendaptkan suatu keputusan untuk penyelesaian konflik.
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Sebagaimana penjelasan diatas maka untuk menyelesaikan konflik sangat penting bagaimana memanej suatu konflik yang baik dan benar supaya tercipta kondisi yang diinginkan.

2.      Langkah-langkah Manajemen Untuk Menangani Konflik.
a.         Menerima dan mendefinisikan pokok masalah yang menimbulkan ketidak puasan.
Langkah ini sangat penting karena kekeliruan dalam mengetahui masalah yang sebenarnya akan menimbulkan kekeliruan pula dalam merumuskan cara pemecahannya.
b.         Mengumpulkan keterangan/fakta
Fakta yang dikumpulkan haruslah lengkap dan akurat, tetapi juga harus dihindari tercampurnya dengan opini atau pendapat. Opini atau pendapat sudah dimasuki unsur subyektif. Oleh karena itu pengumpulan fakta haruslah dilakukan denganm hati-hati.
c.       Menganalisis dan memutuskan
Dengan diketahuinya masalah dan terkumpulnya data, manajemen haruslah mulai melakukan evaluasi terhadap keadaan. Sering kali dari hasil analisa bisa mendapatkan berbagai alternatif pemecahan.
d.      Memberikan jawaban
Meskipun manajemen kemudian sudah memutuskan, keputusan ini haruslah dibertahukan kepada pihak karyawan.
e.       Tindak lanjut
Langkah ini diperlukan untuk mengawasi akibat dari keputusan yang telah diperbuat.
f.       Pendisiplinan
Konflik dalam organisasi apabila tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan tindakan pelecehan terhadap aturan main yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu pelecehan ataupun pelanggaran terhadap peraturan permainan (peraturan organisasi) haruslah dikenai tindakan pendisiplinan agar peraturan tersebut memiliki wibawa.



D.      Studi kasus
1.      Contoh Kasus
Ada banyak sekali konflik yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, dan pemerintahan. Dalam segala lembaga pun hal ini pasti ada, salah satunya dalam pendidikan. Contohnya seperti berikut ini:

Tawuran Antarpelajar, Dua Tewas Tenggelam
SUKABUMI – Tawuran antarpelajar masih sering terjadi di Kabupaten Sukabumi. Permasalahan ini masih belum mendapat perhatian pemerintah setempat, meski pada Sabtu (9/11) dua pelajar SMK 1 Cibadak tewas, setelah terlibat tawuran antarpelajar.
Dua pelajar korban aksi tawuran itu, masing-masing bernama Dimas dan Muhamad Rizki. Mereka siswa kelas X SMK 1 Cibadak. Kedua korban ditemukan mengambang di antara aliran Sungai Cimahi, Kampung Karang Hilir, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, beberapa jam setelah aksi tawuran terjadi.
Selain menewaskan dua pelajar, tawuran juga mengakibatkan dua pelajar dari SMK yang sama mengalami luka parah, yakni Muhamad Derio dan M Akbar. Hingga kemarin, Derio masih menjalani perawatan di RSUD Sekarwangi. Sementara Akbar sudah diizinkan pulang karena kondisinya mulai membaik. Keterangan yang dihimpun, tawuran antarpelajar ini terjadi pada Sabtu (9/11), sekitar pukul 18.00 WIB.
Aksi kekerasan ini bermula ketika belasan pelajar SMK 1 Cibadak pulang dengan menumpang truk ke arah Cibadak Kota. Namun saat melintasi Kampung Lodaya, para pelajar yang umumnya kelas X dan XI ini dihadang sekelompok pelajar dari SMK berbeda. Setelah dihadang, dua kelompok pelajar ini terlibat bentrok fisik.
Diduga karena kalah jumlah, pelajar dari SMK 1 Cibadak memilih untuk menyelamatkan diri dengan berlarian menuju Sungai Cimahi yang tidak jauh dari permukiman warga. Namun nahas, upaya penyelamatan tersebut berujung kematian. Korban Dimas ditemukan tak bernyawa pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara jasad Rizki ditemukan kemarin mengambang dialiran sungai pada pukul 07.00 WIB.
Sementara itu Andri, pengelola SMK L menegaskan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata, aksi tawuran itu tidak melibatkan pelajar sekolahnya. “Pada saat kejadian, seluruh siswa sudah pulang. Kami memiliki aturan disiplin,” tegas Andri.
Kapolres Sukabumi AKBP Asep Edi Suheri menjelaskan, untuk mengungkap kronologis aksi tawuran antarpelajar, pihaknya sudah memintai keterangan 20 orang saksi. “Proses pengumpulan keterangan masih terus dilakukan,” tegasnya. _ toni kamajaya


2.      Analisis Kasus
Konflik ini merupakan konflik antar kelompok. Yaitu dua kelompok pelajar SMK yang berbeda.
Penyebab terjadinya konflik tawuran ini adalah sebagai berikut:
a)         Komunikasi yang buruk
Seyogya sebagai sesama pelajar seharusnya saling membantu dan berdiskusi tentang hal-hal positif tentnag pendidikan. Namun jikalau dalam berkomunikasi atau berhubunga cendrung dengan saling ejek, saling cela itu akan menimbulkan emosi dan mendorong menuju  ke tawuran seperti diatas. Meskipun dalam kasus tersebut tidak disebutkan sumber masalahnya tapi besar kemungkinan komunikasi yang buruk diantara keduanya merupakan faktor utama.
b)        Perbedaan latar belakang dalam pelajar
Seperti nyang kita ketahui dalam dunia sekolah kita akan menemukan banyak sekali orang dengan latar  belakang yang berbeda baik dari segi ekonomi, kebiasaan, adat kepercayaan dll.
Tentu hal-hal seperti ini juga dapat menimbulkan konflik. Dalam kasus tersebut diatas latar belakang sekolah dapat menjadi pemicunya, keadaan sekolah dengan pendidikan dan segala pengawasannya terhadap siswanya juga berpengaruh terhadap perilaku siswa.
c)         Lemahnya pengawasan oleh keluarga dan sekolah
Anak didik bisa sampai melakukan hal tidak terpuji seperti kasus diatas menimbulkan pertnyaan besar. Bagaimana peran keluarga dan sekolah dalam memberikan arahan menuju hal-hal yang positif sehingga tidak sampai melakukan hal seperti itu?
Kebanyakan para orang tua terlalu percaya kepada pihak sekolah untuk sepenuhnya membarikan pendidikan ke anak mereka sampai melupakan bahwa faktor keluarga hal yang sangat penting untuk membentuk seorang anak.
Tentu saja nama sekolah akan dibawa oleh para oknum pelajar ini. Dari sekolah mana mereka? Apa di sekolah mereka tidak diajarkan untuk tidak tawuran? Atau malah di sekolah mereka diajarkan seperti itu? Tentunya pertaynaan tidak menyenangkan seperti itu akan muncul.
d)        Faktor lingkungan
Tidak sepenuhnya faktor keluarga dan sekolah yang dapat membentuk anak seperti kasus diatas, faktor lainnya adalah fktor lingkungan pergaulan si anak. Kalau lingkungannya dengan orang taat ibadah tidak menutup kemungkinan dia juga akan seperti itu tapi sebaliknya ketika ia berada dalam lingkungan dengan norma-norma terabaikan akan mejadikan mereka pribadi yang buruk hingga berani melakukan hal seprti diatas.
e)         Tidak adanya rasa sportivitas
Sportivitas juga suatu hal yang harus dijunjung tinggi, karena sportivitas tidak akan menimbulkan dendam. Ketika rasa sportif tidak ada maka akan cepat menimbulkan rasa dendam. Termasuk dlam kasus diatas. Mungkin sekolah yang satu pernah kalah dalam suatu pertandingan oleh sekolah yang lain, bisa juga karna masalah pacar, bisa juga akibat rasa iri yang semuanya diawali kurangnya rasa sportif.

3.      Solusi
Ada beberapa tawaran solusi dalam kasus ini, diantaranya dalah sebagai berikut:
a)         Mencari akar permasalahan untuk menyelesaikan perkara
Tentu untuk menyelesaikan permasalahan perlu diketahui dulu akar masalah tersebut baru ke tindakan penyelesaian
b)        Keluarga dan sekolah lebih memperhatikan lagi anak-anak mereka.
c)         Membuat suatu kegiatan positif di sekolah masing-masing untuk para siswa sehingga mengurangi waktu untuk memikirkan hal-hal negatif
d)        Membuat forum diskusi antar kedua sekolah juga merupakan alternatif yang dapat dilakukan. Karna akan menimbulkan rasa kedekatan antar pelajar.
e)         Pemerinth tentunya juga harus ikut ambil bagian dalam masalah ini karena ini bukan yang pertama kalinya namun kesekian kalinya.
f)         Meningkatkan keamanan. Aparat kepolisian sekiranya dapat menjaga keamanan dalam setiap sudut negeri ini supaya masyarakat dapat merasakan kenyamanan dan ketentaraman dalam keamanan daripada harus diam menunggu laporan untuk bergerak.






E.       Penutup
Sebagai manusia yang tidak dapat hidup sendiri yang artinya pasti akan berinterksi dengan orang lain sangat besar kemunkinan akan timbulnya konflik. Ada banyak hal yang dapat menimbulkan konflik diarntaranya seperti yang sudah dipaparkan diatas serta bagaimana mengatasinya.
Konflik dapat menimbulkan banyak dampak baik dampak positif maupun negatif tergantung konflik apa itu dan bagaimana kita menyikapinya. Oleh karenanya sekiranya dalam menangainya harus dengan cara yang benar.
Demikian informasi yang dapat penulis paparkan dalam makalah ini terkali dengan konflik, manejemen konflik dan contoh kasusnya. Tentunya makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannya.
Penulis berharap para pembaca sekiranya dapat memberikan masukan atas kekurangan makalah  ini karena penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.



Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar